Single Moms, Mari MenujuTua dengan Bahagia

Single Moms, siapa nih yang masih merasa gundah saat usianya makin menua? Atau single moms, Nemu uban dikepala rasanya nggak terima? Melihat kerutan mulai sensi? Well, Mamos nggak sendirian kok….

Ada sebuah ungkapan, “Umur bukanlah hitungan angka. Melainkan hitungan kesadaran.” (Maulan Jalaluddin Rumi).

Dulu saat melihat orang yang sudah berusia 40 tahun rasanya sudah begitu tua. Tapi rasanya sekarang justru diri sendirilah yang perlahan menuju bahkan sudah mengalami usia 40 tahun tersebut. Usia yang dianggap sebagian besar orang termasuk ahli psikologi dianggap usia kelahiran kembali. Sehingga ada quotes yang menuliskan bahwa ‘life is begin at 40’.

Mungkin diantara kita ada yang merasakan bahwa setelah berusia 40 tahun rasanya nggak tua-tua amat. Beberapa justru merasa lebih semangat dan bahkan merasakan fase hidup terbaik di level ini. Meski alarm alami berupa nyeri tulang, sendi, kadar kolesterol, asam urat dan lainnya sering ‘bergetar’.

Sebagai single Moms, selain bersyukur banyak-banyak bisa sampai diusia ini, tentunya juga diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri. Ini penting untuk kita sadari, karena sering tanpa sadar kita masih menyalahkan keadaan bahkan mengasihani diri. Tubuh sendiri kita paksa memaklumi ego. Tumpukan beban emosional selama ini membuat sedih,marah dan stress. Sehingga lambat laun memicu banyak keluhan-keluhan penyakit fisik.

Sayangnya hal ini seringkali tidak diikuti dengan kesadaran memulihkan dan membenahi kebiasaan-kebiasaan. Jadi memang benar adanya pendapat yang mengatakan menjadi tua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan. Penampilan mungkin bisa dijaga dengan skin care dan produk-produk fesyen terkini. Namun yang lebih mempengaruhi adalah pola makan, ketenangan batin, dan olah raga. Sudahkah Mamos memprioritaskan itu semua?

Single Moms, Mari menuju Tua Dengan Bahagia

 

Berikut ada beberapa tips agar bisa menjadi single moms yang menua dengan bahagia. Apa saja? Let’s check!

  • Menyadari bahwa umur yang panjang itu adalah berkat sekaligus titipan. Kita bersyukur dan juga berusaha menjaga tubuh. Jadi kelak ketika tiba saatnya dikembalikan, kita sudah ikhtiar menjaganya dalam kondisi sehat.
  • Konsumsi makanan yang sehat dan rajin minun air putih. Perhatikan pola makan dan rutin cek kesehatan.
    Rutin olah raga, mulai yang ringan dan murah. Dengan berjalan kaki atau jogging selama 15 menit, minimal seminggu 3 kali.
  • Manajemen stress yang baik. Sadari ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ada hal yang memang sudah seharusnya terjadi, dan kita tidak perlu bersikeras menangisi ataupun bersedih berlama-lama. Percaya saja, skenario Tuhan itu lebih baik.
  • Self love. Prioritaskan kesehatan diri, karena tubuh mau di pakai lama dan selalu ingin melindungi anak-anak kita. Ketahui golongan darah dan karakteristiknya sehingga memudahkan kita memilah makanan yang baik dan sehat, olah raga yang tepat dan nutrisi yang dibutuhkan. Kenali luka batin kita dan temukan solusinya dengan bergabung bersama komunitas yang memberi support system positif.
  • Maafkan diri sendiri sebanyak-banyaknya dan maafkan juga orang lain. Semua karena kita adalah manusia biasa.
    Sediakan waktu untuk meditasi dan belajar sadar bahwa tak ada yang perlu dipaksakan dan dicemaskan. Semua sudah diatur sesuai porsinya di dunia.
  • Banyak memberi dan menjadi bermanfaat. Yuk, buka lagi lemari kita. Barangkali ada pakaian layak pakai yang sudah tidak kita kenakan lagi. Ada barang-barang koleksi yang tidak lagi digunakan dan mengambil ruang lebih banyak di rumah. Hubungi orang-orang yang membutuhkan sehingga itu bermanfaat bagi mereka. Kebaikan sekecil apapun itu membahagiakan lho, Mamos….

So, single moms, tua adalah proses alamiah pada semua makhluk hidup.

Rentang waktu yang mendekatkan kita pada fase itu, telah memberi banyak hal bermakna. Pahit, getir, sedih dan senang pada apapun peristiwa dan rasa yang menyertai.

Menjadi pribadi yang berbahagia menyambut hari tua, bukan berarti tanpa kesedihan ataupun kekurangan. Tapi sadar dan berdamai sepenuhnya menerima kenyataan. Bahwa kerutan yang mulai bermunculan di wajah adalah hal normal, pertanda kita melewati banyak merasakan berbagai emosi, tangisan, amarah dan tawa. Bahwa uban yang mulai menampakkan warna putih keperakan di kepala, pertanda tubuh sudah melewati proses metabolisme sebagaimana mestinya. Bahwa bekas luka, flek, gigi yang rapuh, sendi yang nyeri dan tulang yang linu adalah pertanda kita telah berjuang keras dengan anugrah tubuh yang kuat dan sempurna.

Selamat memeluk diri dan menyambut tua dengan bahagia, Mamos semua….

Editor dan Ilustrator: Ans

==================================================

TENTANG PENULIS:

Puan Seruni

Puan Seruni

Nama pena dari Srikartini Widiya Ningsih atau Widiya. Kelahiran Bangkinang, 22April 1982. Ibu tunggal dengan satu putri yang berdomisili di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Menyenangi dunia sastra dan terus belajar menulis, sambil terus bertumbuh dan pulih bersama SMI yang telah banyak membuat hidupnya lebih baik sejak menjadi anggota di tahun 2018.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *