Hati yang Rentan, Rawan Godaan. Single Moms, Hati-hati Yuk…!

Sebelum menulis artikel ini, saya baru saja mendapat curhatan salah satu member di FB group komunitas Single Moms Indonesia. Sebenarnya itu adalah curhat biasa dan wajar. Namun entah bagaimana membaca curhatan Mamos itu, ada sebuah lampu kuning yang menyala di dalam kepala saya.

Singkat cerita, Mamos yang bersangkutan sedang dalam proses bercerai dengan suami. Pada saat yang bersamaan, entah bagaimana dia terkoneksi dengan pria masa lalunya. Mungkin, salah satu orang yang pernah dekat dengannya pada saat muda. Alih-alih fokus pada masalah yang sedang dihadapi, perhatian Mamos ini justru teralihkan ddengan rasa nyaman pada pria dari masa lalu tersebut. Apakah ini sesuatu yang wajar?

Wajar banget, Mom. Sebagai single moms atau calon single moms, kita seringkali dihadapkan pada kondisi di mana ada masalah yang harus ditangani tanpa ada tempat untuk berbagi. Single moms juga manusia biasa yang bisa merasakan lelahnya pertarungan dengan dunia. Jika kondisi seperti ini kemudian muncul sosok yang rela ‘pasang bahu’ untuk tempat bersandar, besar kemungkinan seorang single mom yang sedang ‘kelelahan’ kemudian terlena.

Tidak ada yang salah dengan hubungan baru seorang single mom. Hal terbesar yang harus disadari oleh single mom, apakah sosok yang hadir ini adalah sosok yang sungguh akan memberi tangguh, atau sosok yang justru akan menambah masalah baru. Bahkan mungkin memanfaatkan keadaan.

Hati yang Rentan, Rawan Godaan. Single Moms, Hati2 Yuk...!

Lalu bagaimana seorang single mom bisa mengenali hal ini. Sedikit tips yang mungkin bisa membantu Mamos untuk mempertimbangkan sebelum memulai hubungan baru.

  1. Kenali Niat dan Komitmennya

    Sebelum memulai hubungan, pastikan calon pasangan memiliki niat yang serius dan tidak hanya sekadar mencari kenyamanan sesaat. Perhatikan bagaimana ia merespons cerita tentang anak dan tanggung jawab sebagai ibu tunggal. Pria yang benar-benar peduli akan memahami bahwa hubungan ini bukan hanya tentang kalian berdua, tetapi juga tentang keluarga kecilmu yang sudah ada.

  2. Lihat Kesungguhannya dalam Bertindak, Bukan Hanya Bicara

    Kata-kata manis bisa mudah diucapkan, tetapi yang lebih penting adalah tindakan nyata. Apakah dia hadir saat kamu benar-benar membutuhkannya? Apakah dia bersedia memahami kondisi dan tantangan yang kamu hadapi sebagai single mom? Jika dia hanya muncul di saat senang dan menghilang di saat sulit, itu tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan.

  3. Perhatikan Caranya Berinteraksi dengan Anak

    Seorang pria yang sungguh-sungguh mencintaimu juga akan berusaha membangun hubungan baik dengan anakmu. Tidak harus langsung dekat, tetapi setidaknya ia menunjukkan niat baik, kesabaran, dan empati terhadap anak. Jika dia menghindari atau bahkan menunjukkan sikap negatif terhadap anak, itu pertanda bahwa hubungan ini tidak sehat untuk keluargamu.

  4. Jangan Abaikan Insting dan Red Flags

    Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar, jangan abaikan. Tanda-tanda seperti terlalu mengontrol, sering berjanji tetapi tidak menepati, atau bahkan memanfaatkan keadaan finansial dan emosionalmu adalah hal yang patut diwaspadai. Sebagai single mom, kamu sudah cukup kuat menghadapi banyak hal sendiri, jadi jangan biarkan seseorang masuk hanya untuk menambah beban baru. Point ini bisa menjadi perhatian khusus bagi single moms yang secara keuangan telah mandiri.

  5. Pastikan Hubungan Ini Membawa Kebahagiaan, Bukan Tambahan Beban

    Hubungan yang sehat seharusnya membuatmu merasa lebih bahagia dan lebih ringan menjalani hidup, bukan sebaliknya. Jika kamu merasa lebih stres, lebih sering menangis, atau bahkan kehilangan kepercayaan diri sejak menjalani hubungan ini, mungkin ini saatnya mengevaluasi kembali apakah dia benar-benar orang yang tepat untukmu.

Cinta yang baik tidak akan membuatmu ragu atau merasa semakin terpuruk. Sebagai single mom, kita berhak bahagia dan mendapatkan pasangan yang bisa menjadi pendukung, bukan beban tambahan dalam hidup. Bahagia seseorang tidak diberikan dan tidak diharapkan dari siapa pun. Namun bahagia sejatinya adalah diciptakan bersama.

Hanya mereka yang sudah selesai dengan berbagai masa lalu dan kepahitan hidup yang bisa menggandeng tanganmu untuk membangun bahagia yang nyata bersama.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *