Komunitas Single Moms Indonesia memiliki program untuk mentoring single mom yang disebut dengan program SMI Sisterhood. Salah satu fungsi dari program ini adalah untuk mendampingi para member SMI yang masih proses berpulih. Mentoring akan dilakukan oleh member SMI yang sudah lebih dulu kuat dan stabil dalam menata emosi.
Mbak Martina Ikha Rustriana Sari adalah salah satu big sister yang menggawangi program tersebut. Mbak Ikha, begitu beliau biasa disapa adalah seorang single mom by choice. Kali ini artikel kita akan mengangkat pengalaman beliau dalam menjalani perannya sebagai ibu tunggal, dari seorang putra yang sedang beranjak remaja.
Istilah single mom by choice mungkin belum terdengar familiar di masyarakat Indonesia. Single moms by choice adalah sebuah istilah untuk perempuan yang memilih menjadi seorang ibu tunggal yang membesarkan anak (baik anak kandung maupun adopsi) di luar pernikahan. Single moms by choice bukanlah mereka yang memilih untuk bercerai atau berpisah dengan pasangan resmi. Mereka adalah wanita yang menjadi ibu tanpa ingin memiliki pasangan.
This is my part.
Mbak Ikha yang saat itu baru berusia delapan belas tahun, memilih bertanggung jawab atas semua kesalahan yang telah ia dilakukan. Ketika proses persiapan pernikahan sedang berjalan, dan komunikasi kedua belah pihak tidak berjalan dengan baik. Kondisi yang membuat Mbak Ikha meragukan komitmen dari pasangannya. Akhirnya Mbak Ikha mengambil keputusan membatalkan pernikahannya, tepat satu hari menjelang prosesi pernikahan.
Menurut Mbak Ikha, pernikahan adalah awal kesepakatan dari dua orang yang mempunyai visi dan misi yang jelas dalam membangun sebuah keluarga. Di dalam pernikahan harus ada komitmen dan komunikasi yang baik dari kedua belah pihak. Keluarga memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Mbak Ikha, untuk mengambil keputusan apa pun yang dianggapnya tepat. Support keluarga inilah menjadikan Mbak Ikha yakin akan kuat untuk menjalani langkahnya menjadi ibu tunggal.
Skenario Tuhan selalu yang terbaik.
Menjalani statusnya sebagai seorang single mom by choice, Mbak Ikha tentu mengalami banyak kekhawatiran dan ketakutan. Kekhawatiran tentang bagaimana ia bisa memenuhi semua kebutuhan fisik dan psikis anaknya kelak, tanpa ada sosok seorang ayah di sampingnya.Tapi, Mbak Ikha menyadari bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya bukanlah suatu kebetulan. Dalam setiap keputusan pasti ada konsekuensi. Ia meyakini sepenuhnya skenario Tuhan pasti yang terbaik.
Dalam proses pengasuhan anak, Mbak Ikha melakukan pendekatan komunikasi yang akrab dan terbuka. Menjadikan anak sebagai teman berdiskusi dan tidak pernah menutupi kesalahan yang pernah ia lakukan. Ia berusaha memberikan pengertian bahwa setiap orang harus bertanggung jawab dengan apapun yang dilakukannya.
Sebagai orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, tetapi Mbak Ikha sadar bahwa setiap anak unik. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tidak perlu membandingkan dengan anak-anak lain. Tugas orang tua hanya mendampingi dan mendukung mereka berproses lebih baik, agar mereka bisa mencapai cita-citanya.
Stigma single mom.
Pasang surut kehidupan sebagai ibu tunggal menjadikan Mbak Ikha pribadi yang simple dan selalu mengambil sisi positif dari apapun telah yang terjadi. Seseorang dengan Status single mom harus bisa mengatur mindset diri sendiri, semua orang sama di hadapan Tuhan, apapun statusnya. Hal yang membedakan hanyalah bagaimana seseorang bisa bertanggung jawab dengan setiap perbuatannya.
Menumbuhkan rasa bangga dan percaya pada diri sendiri, menghargai perjalanan hidup dan usaha yang sudah dilalui. Mbak Ikha membuat batasan yang jelas dalam pergaulan, dan berani keluar dari lingkungan yang toxic. Selalu bersyukur bahwa sampai saat ini sebagai ibu tunggal masih mampu berusaha memberikan yang terbaik untuk orang yang disayangi yaitu anak.
Mbak Ikha memaknai filosofi pohon kurma, setiap kali ia merasa masalah datang bertubi-tubi. Ia merenungkan kembali bagaimana proses pohon kurma tumbuh, biji ditanam dalam tanah dengan ditutup batu. Tekanan batu membuat akar tumbuh kuat, sehingga pohon kurma tumbuh dengan lebih maksimal.
Begitulah Mbak Ikha memaknai semua tantangan dalam setiap fase kehidupannya. Berani bertanggung jawab adalah pilihan untuk terus berproses menjadi individu yang lebih baik.
Editor & Ilustrator : Ans
=====================================
Tentang penulis
Penulis yang lahir di Lampung, lulusan Teknik Industri salah satu universitas di Bandung. Susi nama panggilannya, penyuka warna coklat yang hobby membaca, olahraga beladiri, travelling dan berorganisasi.
Seorang Ibu tunggal dari seorang putra yang sedang menginjak fase remaja, menyempatkan diri belajar literasi di sela-sela kesibukan bekerja di sebuah klinik kesehatan hewan. Menurutnya dengan menulis ia akan terus mengasah pikiran agar tetap logis dan sistematis, juga untuk menambah wawasan.
Life is journey cara ia menjalani kehidupannya dan memegang motto ‘apapun diri anda jadilah hebat’.
Contributor adalah anggota SMI yang menyumbangkan tulisannya untuk berbagi di blog.
Hai mamos Ika, salam kenal.
Senang membaca artikel ini, meyakinkan diri bahwa single moms by choice tetaplah berhak bahagia dan mampu menjalani hari hari yang bahagia.
Bertanggung jawab atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Duh, serasa ditampar. Terimakasih SMI untuk selalu menjadi alasanku hidup lebih lama untuk anak ku.
Pingback: Menghadirkan Paskah Sebagai Penguat Untuk Single Mom