Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret di seluruh dunia, adalah hari yang merayakan pencapaian perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Hari ini juga dimaknai untuk mempercepat kesetaraan perempuan. Single Moms Indonesia sebagai komunitas untuk ibu tunggal yang perduli akan pemberdayaan perempuan, juga ikut merayakannya. Ayo, kita aktif ambil bagian untuk ibu tunggal yang bangkit dan berdaya.
Salah satu pilar utama tema Hari Perempuan Internasional 2024: Inspire Inclusion adalah mendorong keberagaman dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Alias peran para ibu bekerja. Tema Hari Perempuan International tahun ini diambil untuk menyoroti keberadaan perempuan, terutama mereka yang berasal dari kelompok yang kurang terwakili seperti ibu tunggal, yang masih menghadapi hambatan dalam mengambil peran kepemimpinan. Inklusivitas dapat membantu organisasi dan komunitas dengan memanfaatkan potensi dari beragam perspektif.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah perempuan di posisi manager sudah mencapai 32.26% pada tahun 2022. Kenaikan ini dianggap cukup signifikan dari 22,32% pada tahun 2015. Meskipun demikian, masih banyak perempuan, terutama ibu tunggal, yang menghadapi berbagai macam kendala di dunia professional.
Hari Perempuan Internasional 2024: Tantangan Perempuan Pemimpin Keluarga di Dunia Kerja
Sebagai ibu tunggal yang bekerja, saya juga menghadapi beberapa tantangan dalam perjalanan karir saya. Yang pertama adalah mencari adanya support system. Misalnya memiliki orang tua atau anggota keluarga lain yang dapat mengasuh anak ketika kita bekerja. Bisa juga dengan adanya daycare dengan harga terjangkau di lokasi yang dekat rumah atau kantor. Tidak semua ibu tunggal memiliki support system yang memadai untuk dapat bekerja.
Tantangan kedua yang sering dihadapi adalah membagi waktu. Ketika menampilkan diri sebagai seorang ibu tunggal, sering juga mendapat pertanyaan bagaimana saya membagi prioritas dan waktu antara anak dan pekerjaan. Lalu, kesehatan mental yang sering juga jadi kekhawatiran para ibu bekerja, karena tuntutan menjadi karyawan berprestasi dan tekanan untuk menjadi seorang ibu yang sempurna yang hadir secara bersamaan.
Untuk menjawab semua pertanyaan dan tantangan, saya kembali ke diri sendiri. Apa yang bisa kita lakukan sebagai ibu tunggal?
Percaya Bahwa Kita Bisa
Saya termasuk yang percaya bahwa menjadi ibu tunggal adalah sebuah kekuatan super. Tidak setiap ibu mampu mengambil peran ganda sebagai pencari nafkah dan penjaga keluarga. Kita adalah orang-orang pilihan yang memiliki kemampuan lebih untuk bangkit dan berdaya.
Bagaimana membangun kepercayaan diri ini, setelah mengalami kegagalan pernikahan atau kebingungan karena ditinggal pasangan?
- Mengapresiasi diri dan achievement yang berhasil kita dapatkan, termasuk hal-hal sederhana. Buatlah daftar keberhasilan yang telah kita capai, dan buka kembali ketika kita membutuhkan pendorong untuk meningkatkan kepercayaan diri.
- Memiliki komunitas dan lingkungan yang positif. Ketika status berubah, orang-orang di sekitar kita mungkin akan memiliki reaksi yang berbeda. Mengelilingi diri dengan orang-orang yang positif, membuat kita cenderung merasa nyaman dengan diri sendiri dan kemampuan kita. Selain itu, kita juga akan merasa bahwa kita tidak sendirian. Bergabung dengan komunitas seperti Single Moms Indonesia juga membantu meningkatkan kepercayaan diri.
- Menerima kekurangan kita. Di satu sisi, kita memang harus fokus mengembangkan kualitas positif kita. Namun, kita juga harus mengakui bahwa kita tidak sempurna agar dapat menetapkan ekspektasi yang realistis untuk diri sendiri dan mencegah kekecewaan. Mungkin karena bekerja, kita jadi tidak bisa membantu anak membuat pekerjaan rumah. Mengakui keterbatasan kita, dapat membantu kita bertoleransi terhadap diri sendiri dan tidak menyalahkan keadaan ketika semua tidak berjalan dengan ideal
Berani Bicara dan Bertindak Menantang Stereotype
Ekspektasi dan stereotype di luar sana terhadap perempuan dan ibu tunggal seringkali menjadi penghambat dalam kemajuan karir atau bahkan ketika melamar pekerjaan. Oleh karena itu, ketika kesempatan itu datang, jangan sia-siakan. Tunjukkan bahwa kita mampu membagi waktu, menentukan prioritas dan bekerja dengan baik.
Hal-hal lain yang bisa kita lakukan untuk menantang stereotype termasuk:
- Stepping up, misalnya dengan mengambil posisi mentor dan challenge yang diberikan
- Belajar lagi, upgrade skills dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan karir.
- Membangun komunitas atau support group perempuan atau ibu tunggal di lingkungan kerja.
- Di beberapa situasi dan kondisi, menyuarakan keberatan atas bercandaan tentang status ibu tunggal, juga dapat dilakukan.
Inklusivitas menciptakan dunia di mana setiap orang mendapat kesempatan yang adil, tanpa memandang latar belakang, gender, identitas, atau status sosial. Sebagai ibu tunggal, kita tidak bisa hanya menunggu kesempatan itu ada, tetapi harus berperan aktif menciptakannya.
Ibu tunggal satu anak berusia 16 tahun. Senang menulis, ngeblog dan jalan-jalan sama anak di waktu senggang lalu posting dengan hastag #datewithdudu. Bergabung dengan SMI di bagian Learning & Development. Follow di instagram: @datewithdudu
Semangat ibu tunggal, mari bergandengan tangan u tidak maju bersama menjadi perempuan Berdaya dan Berkarya