When Life Gives You Lemons

When life gives you lemons, make lemonade. Pernah dengar kalimat ini? Ini adalah proverb atau pepatah yang cukup terkenal. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti jika hidup memberi kamu jeruk lemon, buatlah limun. Jeruk lemon yang sangat masam, lalu kita olah jadi minuman manis segar rasa buah yang sangat nikmat diminum di hari yang panas.

Begitulah hidup bukan? Tidak selalu bertabur cokelat dan permen sprinkle yang manis. Pasti ada rasa asam yang mewarnai yang membuat rasa manis justru jadi semakin enak.

Ada berbagai latar belakang perempuan menjadi single moms. Ada yang memang memilih untuk mempunyai anak tanpa menikah atau single moms by choice. Ada pula para perempuan yang menjadi ibu tunggal karena perjalanan pernikahan membawa ke perceraian, atau karena suaminya berpulang terlebih dahulu.

When Life Gives You Lemons

Ketika hidup memberimu lemon, ketika manisnya harapan hidup dalam pernikahan ternyata harus berakhir, apa yang harus dilakukan?

1. Terima kenyataan
Tidak mudah menerima sebuah perpisahan, apa pun penyebabnya. Bahkan proses menerima sebuah perpisahan bisa berjalan bertahun-tahun. Setiap individu mempunyai timeline-nya masing-masing. Beberapa langkah yang bisa membantu proses ini adalah di antaranya berbagi dengan keluarga atau sahabat yang dapat dipercaya, mendekatkan diri ke Tuhan, atau mencari bantuan psikolog profesional jika diperlukan.

2. Sadari hidup berjalan
Hidup memang tidak akan sama lagi. Ini harus disadari. Maka perempuan yang mengalami perpisahan perlu belajar beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Adaptasi adalah keahlian dasar makhluk hidup untuk bertahan dalam kondisi apa pun. Maka secara lahiriah manusia memiliki kemampuan ini. Percayalah, single moms bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam hidupnya.

3. Bahagia itu kita yang cipta
“Menikah untuk bahagia.” Sering dengar kan kalimat seperti itu? Padahal setiap yang telah menjalani kehidupan pernikahan yang cukup panjang, pasti memahami bahwa pernikahan tidak melulu berisi bahagia. Tanpa sadar, dengan meyakini bahwa menikah untuk bahagia, seseorang juga menempatkan harapan bahagianya kepada pasangan.

Lantas, kalau tidak memiliki pasangan, apakah menemui bahagia adalah mustahil? Yakinlah bahwa bahagia itu bersifat personal. Ada dan dibentuk di dalam diri. Jika mencintai diri sendiri dengan cukup, maka bahagia yang diberi orang lain adalah bonus. Lalu, bagaimana mencintai diri sendiri?

4. Menemukan diri kembali
Perempuan yang mengalami perceraian, tidak sedikit yang kemudian mempertanyakan kualitas dirinya. Belum cukup baik, tidak cukup cantik, kurang ini dan itu. Perempuan yang ditinggal suami berpulang pun cukup banyak yang mengalami keraguan akan kemampuan diri melanjutkan hidup bersama anak-anak tanpa seorang suami.

Belum lagi kalau harus menghadapi hilangnya dukungan keluarga, serta segala stigma masyarakat atas status ibu tunggal membuat semakin berat kaki untuk melangkah. Di masa seperti ini, tidak ada salahnya melihat ke dalam diri. Menggali potensi yang belum diungkap, atau bahkan segala cita yang tertunda.

Ingatkah bagaimana semasa kecil dulu? Cita-cita apa yang ingin dicapai? Bagaimana bayangan akan perempuan yang sukses? Atau, berapa banyak keinginan yang harus dikubur karena rasanya tidak mungkin dikejar karena sudah bersuami. Di masa sekarang, saat teknologi sungguh mudah dimanfaatkan, kembali berupaya meraih cita bukanlah hal yang tidak mungkin.

Bisa dimulai dengan mencari berbagai komunitas dan aktivitas yang mendukung pengembangan diri. Manfaatkan sosial media untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi yang mendukung langkah positif dan skip informasi yang membawa pemikiran negatif. Ambil kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang ingin dipelajari.

“Saya selalu ingin menulis buku pribadi, tapi kok kayaknya enggak ada waktunya.”

“Enak ya kalau bisa menjahit, ah tapi kayaknya saya enggak bisa deh!”

“Dulu saya bekerja dengan posisi yang bagus. Tapi suami minta saya berhenti.”

“Keren ya kalau bisa bahasa Jepang. Tapi susah cari harinya.”

Now! Sekarang ini adalah saatnya untuk kembali menemukan diri sendiri. Lakukan apa yang selalu ingin dilakukan. Cobalah apa yang ingin coba, sepanjang hal tersebut positif. Bahkan tidak menutup kemungkinan dari situ terbuka pintu rezeki tambahan.

5. Small achievements
Capaian-capaian kecil membantu meningkatkan kepercayaan diri. Tidak harus berupa keberhasilan menerbitkan buku best seller. Tapi berhasil mengikutkan karya tulis dalam buku antologi pun memekarkan bunga-bunga di dalam hati. Mungkin membuka toko kue yang laris masih dalam proses mengumpulkan modal, tapi lulus kelas baking dengan penghargaan adalah sebuah capaian yang patut dirayakan.

Belum dulu berbicara tentang menyelesaikan kuliah lagi, tapi merampungkan kursus atau kelas singkat juga turut membangun keyakinan atas kemampuan diri. See, you haven’t lose all your skill. Nilai diri tidak menjadi lebih rendah hanya karena perubahan status pernikahan.

6. Do it for yourself
Ini bukan tentang the best revenge is being happier than when you are with him. Atau bukan tentang membuat sang mantan menyesal karena telah menyakiti dan melepaskan. Kalau kedua hal tersebut masih menjadi motivasi atau tujuan, berarti letak kebahagiaan masih berada di tangan orang lain. Bagaimana kalau dia bahkan lebih bahagia? Atau bagaimana kalau ternyata dia tidak menyesal?

Marilah menyadari bahwa hidup ini adalah untuk diri sendiri. Tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun, kecuali pada diri sendiri. Love yourself, and you will shine brightly!

Ketika tidak mungkin kembali menyatukan sebuah pernikahan, seperti tidak mungkin mengembalikan kehidupan seseorang yang telah dipanggil Yang Maha Kuasa, maka yang perlu dilakukan adalah beradaptasi dan menjadikan kondisi ini sebagai peluang untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.

Bukankah “Jika Dia mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Dia akan memberimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka akan memilikinya”?

So, when life gives you lemons, lets make the best lemonade out of them!

Editor & Ilustrasi: Ans

==============================================
TENTANG PENULIS :

VERANTY

Ibu tunggal dengan tiga anak. Bergabung dengan komunitas Single Moms Indonesia sejak tahun 2020 dan terus belajar menikmati peran sebagai Ibu Tunggal. Meet me at IG: @verantywibowo

 

Spread the love

3 thoughts on “When Life Gives You Lemons

  1. Pingback: Hilang Arah Pasca Perceraian ? Mari Temukan Dirimu Kembali! Hilang Arah Pasca Perceraian ? Mari Temukan Dirimu Kembali! - Single Moms Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *