Sekolah Baru Untuk Hari Yang Baru

Tanpa terasa, bulan Mei sudah berakhir dan memasuki tahun ajaran baru. Bagaimana dengan anak-anak, Mamos? Adakah yang masuk Sekolah Baru? Semoga selalu diberi kelancaran dalam menjalankan proses belajar mengajar di sekolah, ya.

Kadang-kadang proses perjalanan hidup membawa kita pada pilihan yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan. Proses yang membuat kita sebagai single mom terpaksa mengambil keputusan-keputusan besar untuk bisa melanjutkan hidup dengan lebih baik.

Salah satu keputusan yang diambil setelah berpisah atau setelah kehilangan sosok kepala rumah tangga adalah kepindahan rumah. Biasanya hal ini akan sejalan dengan perpindahan sekolah anak-anak. Begitu pula yang saya alami.

Tahun ajaran baru yang akan datang akan menjadi tahun ketiga bagi putraku di sekolah baru. Jadi, sebenarnya bukan baru lagi ya? Kan sudah 3 tahun.

Tapi bisa dibilang baru karena sebelumnya tidak pernah terlintas untuk bersekolah di kampung halaman Sang Bunda. Di sekolah lama, saat itu Alif (nama anakku) masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, semester satu akhir, saat ayahnya ‘berpulang’. Entah rasa sakit dan kesedihan semacam apa yang membuatnya ingin keluar dari rumah yang selama itu kami tinggali. Bocah pendiam yang belum genap berusia 8 tahun itu merengek untuk mengikuti Sang Nenek.

Maka setelah ujian akhir semester satu, saya pun mengurus kepindahan Alif dari sekolah lama ke sekolah baru yang berada di kabupaten sebelah. Prosedurnya cukup mudah karena sekolah yang di tuju sama-sama berstatus sekolah SD negeri. Meski begitu banyak hal yang perlu juga untuk dilakukan. Saya adalah satu member Komunitas Single Moms Indonesia, akan berbagi dengan Mamos tentang bagaimana proses perpindahan sekolah alif tersebut.

Sekolah Baru Untuk Hari Yang Baru

Berikut tahapan untuk mengurus kepindahan sekolah BARU antar SD Negeri yang berbeda kabupaten sesuai dengan pengalaman:
1. Mengunjungi sekolah yang dituju.

Hal paling awal dan penting untuk dilakukan adalah mengunjungi sekolah yang menjadi target kepindahan. Di sekolah baru tersebut, kita akan menemui Kepala Sekolah untuk menyampaikan tujuan dari kunjungan yaitu ingin memindahkan anak untuk bersekolah di sana. Jika sekolah yang dituju memang masih memiliki kuota untuk murid pindahan, maka dari sekolah tersebut akan diberikan berkas yang menyatakan siap menerima siswa baru.

2. Mencabut berkas di sekolah asal.

Setelah mengantongi surat pernyataan siap menerima siswa pindahan dari sekolah baru, maka surat tersebut disertakan saat melapor ke sekolah lama untuk mencabut berkas. Caranya sama, yaitu dengan menemui Kepala Sekolah. Namun dengan tujuan untuk meminta izin ingin memindahkan Ananda ke sekolah tujuan. Saya menunjukkan surat pengantar yang telah diberikan oleh sekolah baru. Dari sekolah lama akan dilakukan proses pencabutan berkas tersebut dengan melapor kepada dapodik sesuai data NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) yang telah tercatat.

3. Mendaftar ke sekolah tujuan.

Setelah proses cabut berkas selesai dilakukan oleh sekolah lama, maka kita tinggal melengkapi surat keterangan yang diberikan dapodik tersebut. Yaitu dengan raport asli dari sekolah lama, copy Kartu Keluarga, copy Akta kelahiran, serta copy kartu NISN. Semua berkas tersebut kemudian dibawa ke sekolah baru sehingga siswa bisa resmi terdaftar sebagai siswa pindahan di kelas yang sama.

4. Informasi dari pihak sekolah yang baru.

Lalu dari pihak sekolah baru akan memberikan serangkaian informasi tentang seragam, kelas, kapan bisa mulai bersekolah dan berbagai hal lainnya terkait peraturan dan prosedur sekolah

Tahapan yang pernah saya lalui saat memindahkan Alif ke sekolah barunya relatif mudah. Prosesnya cukup cepat dan sederhana karena baik sekolah lama maupun sekolah baru sangat kooperatif mengenai hal ini. Hanya memakan waktu sekitar dua minggu untuk wara-wiri antar kabupaten dalam mengurus berkasnya. Meski saat itu mobilitas agak terhambat akibat kebijakan PPKM yang dibuat di masa pandemi covid-19.

Semoga pengalaman di atas bisa menambah informasi untuk para mamos yang kebetulan butuh referensi dalam proses memindahkan sekolah anak.

Sekian dan salam sayang – Ida Ann

Editor & Ilustrasi: Ans

===================================

Tentang Penulis

Sekolah Baru Untuk Hari Yang Baru

Turut berpartisipasi dalam lahirnya buku “Perjalanan Ibu Tunggal” dengan nama pena Ida Ann. Semenjak menyandang status sebagai ibu tunggal, selain disibukkan dengan mengasuh 2 anak yang salah satunya masih balita, ia juga mengembangkan diri dibidang kepenulisan. Selain hobi menulis dan membaca, ia juga menyukai kegiatan berkebun dan membuat kerajinan. Intip melalui akun media sosialnya di IG : @ida3ann atau FB : Ida Ann Yuukie Hakim

 

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *