Saat menjadi single moms, banyak perubahan yang terjadi. Salah satunya adalah cara kita mengendalikan emosi. Moms bertransisi dari hidup dengan partner menjadi hidup dan menjalani semuanya sendiri. Perubahan ini salah satunya akan membawa kita terjebak dalam emosi kita sendiri. Namun demikian, tidak perlu kita terjebak terlalu lama hingga membuat hidup kita terganggu. Mari kita berusaha mengendalikan emosi tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dihindari supaya kita bisa mengendalikan emosi dan lebih bahagia menjadi single moms:
1. Membanding-bandingkan dengan orang lain, terutama mereka yang berpasangan.
Teman merupakan support system yang baik untuk single moms. Namun demikian, sering terjadi teman yang merupakan support system kita tersebut adalah orang yang memiliki pasangan. Tanpa sadar kita membandingkan dan ujungnya menumbuhkan rasa iri.
Misalnya saja, ketika teman kita menjadi lebih fleksible untuk bepergian, karena dia punya pasangan untuk bergantian jaga anak. Atau ketika teman bisa berbagi tugas yang lain, sementara kita harus melakukan semuanya sendiri. Jika kita tidak berhenti membanding-bandingkan keadaan ini, bisa jadi kita terjebak dalam rasa iri yang berujung pada ketidakbahagiaan. Tidak perlu membanding-bandingkan, karena sejatinya kita sendiri tidak pernah tahu, apa yang terjadi dibalik “bisa berbagi” atau hal-hal yang menurut kita lebih enak tersebut.
2. Terus merasa bersalah.
Menjadi seorang Ibu, kita sering dipenuhi rasa bersalah karena menganggap diri kita tidak bisa optimal sebagai Ibu. Terlebih menjadi seorang single mom. Misalnya saja karena kita menjadi tulang punggung utama, sebagian besar waktu mejadi habis untuk bekerja dibandingkan bersama anak-anak. Padahal bekerja, menjadi tulang punggung keluarga itu sendiri, sudah sangat melelahkan. Jika ditambah dengan perasaan bersalah terus menerus, yang terjadi justru Moms makin kelelahan dan tidak bahagia.
Perlu Moms ingat bahwa menjadi tulang punggung keluarga adalah bentuk kepedulian dan cara untuk menjaga keluarga. Sehingga tidak perlu merasa bersalah jika waktu tersisa. Manfaatkan saja waktu yang ada untuk membangun hubungan berkualitas alih-alih mencemaskan yang tidak perlu. Untuk mewujudkan hal itu, tentu saja Moms harus membuang jauh-jauh rasa bersalah sehingga bisa lebih mindful dan enjoy saat bersama anak-anak.
3. Mencoba mengontrol segala sesuatu.
Hal berikutnya yang sebaiknya dihindari adalah mencoba mengontrol segala sesuatu, sesuai keinginan Mom. Misalnya saja saat harus co-parenting dengan mansu, kemudian harus berbagi hari bersama anak, sementara ada kebiasaan yang berbeda yang kurang sreg di hati Moms. Mencoba mengontrol dan mengatur supaya tetap sesuai dengan pakem Moms tentu akan sangat stressful. Mendiskusikan aturan bersama dengan mansu tentu perlu, namun jika keinginan agar segala sesuatu seperti harapan Moms akan sangat menyesakkan.
Jika sudah demikian, anak bisa merasakan ketegangan ini, lho! Jadi daripada tertekan, lebih baik kendalikan diri dan focus dengan bagaimana caranya kita bisa menjadi supporter yang baik hubungan ayah dengan anaknya. Lebih baik focus menjadi Ibu yang terbaik saja. Bagaimana jika mansu tidak kooperatif? Ingat bahwa kita tidak bisa mengontrol semua hal. Sekali lagi fokus saja menjadi Ibu yang terbaik. Terlepas dari bagaimanapun situasi yang dihadapi alih-alih mencoba mengontrol segala sesuatu.
4. Tidak mencari teman sesama single moms.
Memiliki teman tentu tidak perlu memandang status mereka, namun tetap saja kadang mereka yang bukan single moms tidak terlalu memahami situasi kita. Oleh karena itu, mencari komunitas sesama single moms akan menjadi social support yang baik bagi para single moms. Dengan memiliki teman atau komunitas single moms yang suportif, akan membantu moms keluar dari tempat yang gelap. Bersama single moms yang lain akan saling bersimpati dan berbagi hati dan kiat bagaimana bisa keluar dari tempat yang gelap tersebut. Salah satu komunitas single moms yang bisa moms ikuti adalah Komunitas Single Moms Indonesia.
Demikian ya, Moms, proses untuk membantu menguatkan diri. Agar menjadi single moms tidak membuat Moms terganggu secara emosional. Berusahalah untuk menghindari beberapa hal diatas, semoga Moms dapat memperoleh kembali kendali atas emosi Moms dan memastikan Moms menjadi Ibu yang lebih Bahagia.
Editor & Ilustrasi: Ans
==============================================
TENTANG PENULIS
Anggita Cahyani
Anggita atau sering dipanggil mbagita adalah seorang ibu yang sangat menikmati perannya sebagai single mom. Pekerjaannya adalah pengajar juga peneliti mengenai makan, makanan, dan psikologi. Menulis adalah sarana yang membuatnya meluas seperti cakrawala, walau menulis juga tak jarang menjadi sesuatu yang sering membuatnya merasa “di situ-situ saja”. Menjadi volunteer SMI sebagai blog contributor adalah keinginnya, menuju cita-cita besar: untuk menjadi insan bermanfaat bagi sesama. Lebih lanjut mengenai Anggita bisa melalui sosial media (instagram): @mbagita
Contributor adalah anggota SMI yang menyumbangkan tulisannya untuk berbagi di blog.