Long Distance Sama Anak? Jaga Bonding Dengan Tips Berikut!

Bonding-nya bagaimana kalau harus long-distance sama anak? Jika ditanya, tidak ada satu orang tua pun yang ingin hidup berjauhan dengan anak, ya kan Moms? Pasti berat, baik dari sisi kita sebagai orang tua atau pun anak itu sendiri. Terlebih kondisi ini biasanya berlaku di saat anak-anak masih berusia dini, belum mandiri dan masih butuh pengawasan orang tua.

Tips Bonding sama Anak

Long distance dilakukan karena alasan kondisional seperti keterbatasan ruang dan waktu bagi ibu tunggal yang bekerja di perantauan, sehingga mau tidak mau harus menitipkan sementara anaknya pada orang tua di kampung.

Meski cara ini masih dianggap wajar mengingat masyarakat kita yang masih menjunjung tinggi budaya tolong-menolong serta rasa kekeluargaan yang tinggi, tapi tidak sedikit juga yang memandang sebelah mata dan melabel buruk perihal menitipkan anak pada orang tua dengan alasan orang tua sudah waktunya istirahat.

Tentu menitipkan anak pada orang tua di kampung bukan berarti ibu bisa lepas tanggung jawab dalam hal pengasuhan. Apalagi ibu merantau untuk bekerja dengan tujuan bisa memberi penghidupan yang layak bagi anaknya. Lalu bagaimana jika orang tua sudah sepuh dan fisiknya tak lagi bugar? Moms bisa cari pengasuh yang dipercaya dan serahkan pengawasan pada orang tua sampai anak bisa mandiri dan berkumpul kembali dengan kita. Moms tidak perlu berkecil hati dengan segala kondisi yang ada, teruslah berjuang dan memberdayakan diri.

Dengan begitu, tinggal berjauhan tak lagi menjadi penghalang kita untuk tetap hidup normal di perantauan.

Berikut enam tips menjaga bonding tetap kuat dengan anak sekalipun sedang berjauhan:

  • Mulai Dari Diri Sendiri

Anak yang bahagia berawal dari ibu yang optimis dan penuh daya juang. Moms bisa mulai dari diri sendiri untuk yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Selama di perantauan, pikirkan selalu yang hal baik dan positif. Percayakan pengasuhan pada orang tua sebab mereka sudah berhasil membesarkan kita dengan baik, maka begitu pula terhadap cucu-cucunya.

  • Affirmasikan Energi Positif Pada Anak

Intens menjalin komunikasi dengan anak melalui sambungan telepon ataupun video call. Selalu pancarkan energi positif ketika berkomunikasi. Boleh-boleh saja mengaku sedang sedih atau terpuruk beserta sebabnya, tapi selalu ajarkan anak untuk tidak boleh sedih berkepanjangan. Tanamkan mindset bahwa apapun situasinya, mau sedih ataupun bahagia, kita sendirilah yang menentukan pilihan mau condong kemana.

  • Jujur dan Terbuka

Sering merasa sedih karena gagal memenuhi keinginan anak? Jangan berkecil hati. Andai permintaannya masih berada di luar jangkauan, jangan ragu untuk jujur tentang kondisi ekonomi Moms saat ini. Beri pengertian dan ajak mereka untuk berdoa agar suatu saat bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dari yang belum tercapai saat ini. Sambil ajak mereka untuk menabung bersama.

Terbuka untuk hal-hal yang masih wajar untuk ikut dirasakan anak. Satu sisi anggap anak-anak sebagai  teman bicara. Ceritakan keseharian Moms misalnya keadaan di kantor, siapa saja rekan kerja moms, bawa bekal apa hari ini, dan lain sebagainya. Dengan demikian, anak-anak akan merasa tetap dekat dan akan selalu merasa empati dengan keadaan ibunya. Selain itu anak-anak pun pastinya akan ikut terbuka. Jangan lupa Moms untuk selalu bertanya kabarnya, kesehariannya dan apa yang mereka rasakan.

  • Ciptakan Kerjasama dan Hubungan Baik Dengan Keluarga di Kampung

Gampang-gampang sulit untuk mengetuk pintu hati anak agar mau terbuka, terlebih ada jarak yang memisahkan. Tidak jarang Moms merasa ada sesuatu pada diri anak namun masih sulit untuk menggali ceritayang lebih dalam. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara Moms dan orang tua, atau keluarga di kampung yang ada di sekitar anak. Minta bantuan mereka untuk selalu memantau aktivitas dan keseharian anak, serta memberitahu perubahan apa yang terjadi.

Semua ini bisa dilakukan apabila hubungan antara Moms dan keluarga juga baik

  • Jangan Menjelekkan Ayahnya

Apakah Moms adalah single mom karena bercerai? Jika ya, maka stop menjelekkan sosok mantan suami pada anak ya. Menjelekkan ayahnya di depan anak itu sama dengan membangun sifat dendam dan energi negatif pada diri anak. Seperti apapun sikap ayahnya di masa lalu, tak perlu mewariskan sisa sakit hati Moms pada anak-anak. Cukup tanamkan pada mereka bahwa sikap yang dilakukan ayahnya yang sudah terlanjur mereka ketahui itu tak patut ditiru. Ajarkan anak untuk berlaku sopan dan menyayangi saudara-saudaranya. Ajarkan mereka bahwa berbakti pada orang tua adalah wajib hukumnya.

  • Memberi Hadiah

Saat jadwal kepulangan Moms menjenguk anak-anak tiba, bawalah serta hadiah-hadiah kecil semisal makanan kesukaan ataupun barang-barang seperti buku bacaan atau mainan. Hal seperti itu akan menciptakan keadaan seperti tidak berjarak dan kepulangan Moms akan jadi momen yang paling ditunggu-tunggu.

  • Berdoa

Terakhir dan terpenting adalah jangan tinggalkan ibadah pada Tuhan YME. Selalu libatkan doa dalam tiap sisi kehidupan. Bermohon agar Moms dan anak-anak senantiasa diberi kekuatan, hati yang lapang dan kesabaran yang tiada batasnya untuk bisa menjalani segala yang telah ditetapkan Tuhan. Suatu saat nanti, akan ada masanya Moms dan anak-anak berkumpul kembali dan hidup bahagia bersama. Menyaksikan mereka dengan kuatnya mampu berpijak pada kaki sendiri, beranjak dewasa dan mandiri merupakan  impian yang akan selalu dipanjatkan dan menjadi rasa syukur yang paling membahagiakan kala terwujud.

Tanamkan  pondasi agama yang kuat sejak dini pada anak. Kelak mereka akan jadi dewasa pada waktunya dan tentunya mereka tetap akan menjadi tanggung jawab kita sampai kapanpun karena mereka adalah amanah yang sudah Tuhan titipkan pada kita. Mereka adalah harta yang paling berharga yang kita punya…

==============================================
Tentang Penulis :
Tri Suci Agus Susanti

Seorang single mom dengan dua anak yang beranjak remaja. Menjadi karyawan yang siap dimutasi membuat kami terpisah jarak. Rindu yang sesungguhnya adalah pada orang-orang terkasih itu yang hanya bisa berbalas dengan doa satu sama lain. Single mom penyuka alam, lebih memilih jalan ke gunung daripada pantai, tapi akan memilih pantai daripada mall. Lebih suka makanan tradisional tapi akan pilih spageti daripada daging. Penyuka warna monokrom, hitam dan putih tambah sentuhan abu-abu. Selain berpetualang ke alam, menulis adalah salah satu bentuk terapiku dalam menuangkan segala rasa. Terkadang aku melakukan keduanya secara bersamaan. Mimpiku saat ini adalah berkumpul bersama anak-anak dan melakukan segala keseruan itu bersama-sama. FB: Tri Suci Agus Susanti IG: trisuci.as Twitter: @uchidancaca Tiktok: @trisucias

 

 

Spread the love

1 thought on “Long Distance Sama Anak? Jaga Bonding Dengan Tips Berikut!

  1. Novia Reply

    Sama2 sbg single mom nasip anda jaih lebih baik dr pada sy cm mendoakan saling suport thanks sdh berbagi cerita dan sharing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *