Ibu Tunggal Merakit Diri Bersama Karinka Ngabito

Ibu Tunggal Merakit Diri adalah salah satu program Offline support grup session yang diselenggarakan oleh Merakit Diri, Grief and Loss Support Center bersama Komunitas Single Moms Indonesia.

Bertempat di Connectinc co-working space, kawasan Cipete, Jakarta Selatan, kegiatan ini juga didukung oleh HAVA Indonesia. Acara ini tidak dipungut biaya dan khusus diperuntukkan bagi 15 orang member komunitas Single Moms Indonesia yang terpilih.

Selain 15 Mamos terpilih, acara Ibu Tunggal Merakit Diri ini juga dihadiri perwakilan Mimos SMI yaitu Sagita Ajeng Daniari, Ruth Ninanjanty, dan Ucik Surantiyani. Hadir juga Volunteer SMI, Icha Annisa yang sekaligus berperan sebagai MC serta Safitri Saraswati datang khusus datang dari Bali untuk ikut serta menghadiri acara tersebut.

Pada acara ini, para Mamos ( sebutan bagi member SMI ) bisa mengikuti sesi berbagi cerita dan juga sesi mind art exercise. Mind Art Exercise adalah sebuah sesi khusus antara kita dengan diri sendiri. Di mana kita bisa bebas menuangkan segala bentuk ekspresi dan perasaan yang kita rasakan lewat media pensil warna dan kertas.

 

Ibu Tunggal Merakit Diri Bersama Karinka Ngabito

 

Kadang, tidak semua orang memahami bagaimana mengolah rasa duka.

Padahal, penting untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang carut marut di dalam hati agar tak mengendap menjadi sumber penyakit. Untuk itulah Merakit Diri hadir sebagai fasilitator sekaligus mentor. Merakit diri siap mendampingi para Ibu Tunggal untuk berduka secara damai dan siap kembali berdiri tegak untuk buah hati setelahnya.

Suasana haru menyeruak ketika satu per satu Mamos menceritakan kisah mereka bergelut dengan rasa duka. Perasaan menyesakkan hingga akhirnya mampu menuangkan dalam bentuk karya yang apik. Suara yang bergetar, isak tangis dan kenangan pahit dan manis menjadi pengiring para Mamos dalam memproses rasa duka atau grief yang tengah dirasakan.

Tentu rasa duka ini tidak akan hilang begitu saja. Sekali waktu ia akan menghampiri dan memaksa kita untuk menepi. Maka, ada baiknya kita berdamai dengannya, agar kemudian kita dapat memperlakukan rasa duka itu layaknya tamu. Biarkan masuk, bukakan pintu, persilahkan duduk, kemudian antarkan menuju pintu keluar. Bagaimanapun juga berduka adalah respon alamiah manusia pada kehilangan.

No two people are likely to experience grief in the same way. The way we think and feel, the way our body functions and the way we interact with others may all be affected ( dikutip dari https://www.washington.edu/counseling/resources-for-students/healthy-grieving/ )

Cara setiap orang dalam mengolah rasa duka tentu berbeda – beda. Acara Ibu Tunggal Merakit Diri ini hanyalah satu diantara sekian banyak cara yang bisa dilakukan untuk berduka secara sehat.

Karinka Ngabito, sosok di balik Merakit Diri yang berkenan menjadi encourager bagi sesama Ibu Tunggal. Mereka yang merasakan perasaan yang sama, yaitu ditinggalkan pasangan untuk selamanya. Beliau menciptakan Merakit Diri sebagai wadah eksplorasi, pulih dan tumbuh sehat. Karinka mengajak setiap single mom yang kehilangan pasangan karena kematian untuk merangkul duka lewat seni terapeutik dan kreativitas. Tentunya untuk sampai pada titik ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi Karinka.

Karinka membuat wadah belajar mengolah rasa dan pikiran lewat therapeutic expressive arts. Beliau juga membuka grief center sebagai pusat bantuan dan edukasi untuk yang mengalami kedukaan/kehilangan. Saat ini kegiatan Karin – begitu ia biasa disapa – selain aktif memfasilitasi sesi mind art exercise, juga aktif sebagai volunteer di komunitas Single Moms Indonesia.

Tak berhenti sampai disitu, Karin memperdalam ilmu art therapy sejak dua tahun lalu. Kini beliau sedang mengambil sertifikasi internasional sebagai therapeutic expressive arts facilitator. Karin juga melanjutkan pendidikannya di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, mengambil Magister Psikologi Sains dengan disiplin ilmu Psikologi Sosial Kesehatan.

Seni dan kreativitas membantu Karin mengolah rasa dan pikiran. Karin pun mulai merakit diri kembali lewat art therapy, khususnya gambar, menulis dan art journaling. Dia tentu berharap, dengan ilmu yang didapatkan dari proses perkuliahan ini dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang – orang di sekitarnya.

Karin begitu ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya merangkul duka. Hal ini penting agar kemudian dapat menemukan makna kehidupan dan tumbuh sebagai individu lewat cerita karya sendiri di sesi latihan olah rasa dan pikiran.

Apa yang dilakukan Karin tentu sejalan dengan visi komunitas Single Moms Indonesia yaitu, Memberdayakan Ibu Tunggal untuk membangun keluarga bahagia, percaya diri, dan sukses.

Semoga Karin lewat Merakit Diri bisa menjadi penyemangat bagi sesama Ibu Tunggal untuk bersama bangkit merangkul duka dan merakit diri kembali untuk menjadi pribadi yang tegap bagi diri sendiri dan buah hati dengan membawa sejuta kenangan bersama sosok almarhum. Seperti apa yang selama ini telah dilakukan Karin bersama buah hatinya yang cantik, Ainka.

“Death has nothing to do with going away. The sun sets and the moon sets, but they’re not gone.” ― Rumi.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *