Harapan Ibu Tunggal di Hari Perempuan Internasional

Ibu Tunggal juga seorang wanita yang memiliki harapan agar haknya didapatkan. Hal ini semakin kuat terasa dalam perayaan Hari Perempuan Internasional yang akan dirayakan di seluruh dunia pada tanggal 8 Maret 2024.

Dari laman BBC.com, disebutkan bahwa awal dari perayaan ini sekitar tahun 1908, ketika sebanyak 15 ribu perempuan melakukan demonstrasi di kota New York menuntut jam kerja yang lebih singkat, upah yang lebih baik dan hak untuk memilih. Usulan untuk menjadikannya sebagai perayaan internasional datang dari seorang perempuan bernama Clara Zetkin dalam sebuah konferensi perempuan pekerja internasional di Kopenhagen, Denmark tahun 1910. Ada sekitar 100 perempuan dari 17 negara di sana dan mereka bersepakat menyuarakan usulan Clara Zetkin.

Singkatnya, perayaan ini menjadi resmi pada tahun 1975 ketika PBB mulai memperingatinya. Pada akhirnya menjadi agenda tahunan PBB setiap tanggal 8 Maret. Tema tahun pertama adalah “Merayakan masa lalu, Merencanakan masa depan”. Sebuah tema yang sederhana dan lembut terdengar namun kuat dalam makna. Khususnya bagi kita para single moms, harapannya tema itu akan kekal sebagai penyemangat dan dukungan bahwa kita akan selalu mampu bangkit dan bergerak. Ucapan terimakasih spesial kami pada Clara Zetkin.

Harapan Ibu Tunggal di Hari Perempuan Internasional

 

Hak-hak Bagi Ibu Tunggal.

Bersyukurnya kita hidup di era keterbukaan dimana sudah banyak kampanye tentang kesetaraan gender. Dulu, perempuan adalah mahluk lemah yang segala tindakan untuk mempertahankan pendapat dianggap sebuah perlawanan atau pemberontakan. Pada saat itu, hak dan kewajiban perempuan pada masih jauh di bawah laki-laki alias patriarki itu sudah saklek hukum sosialnya.

Terlebih seorang perempuan single, terlambat menikah di usia tertentu pun sudah dianggap aib keluarga dan buru-buru dijodohkan. Keadaan semakin tidak menguntungkan ketika status single yang dimiliki seorang perempuan adalah single mom. Belum lagi beberapa tuntutan ketrampilan yang menjadi penilaian apakah seorang perempuan itu layak untuk menjadi istri. Seperti ketrampilan memasak, mencuci, berbenah dan sebagainya. Pada akhirnya hal-hal seperti ini dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi.

Seiring perkembangan jaman, perempuan tidak lagi dianggap sebagai mahluk dengan stereotype itu. Sebabnya karena perempuan-perempuan semakin menunjukkan eksistensinya dalam segala aspek. Di kehidupan modern, sudah awam melihat kesetaraan posisi perempuan dan laki-laki. Baik dikehidupan bermasyarakat, organisasi, perkantoran maupun pemerintahan.

Lalu bagaimana kalau perempuan hebat itu statusnya sebagai ibu tunggal?

Meski kita tahu, sampai saat ini di negara Indonesia belum ada payung hukum yang betul-betul melindungi status ibu tunggal. Beberapa kasus mengungkapkan tentang perlakukan yang kurang menyenangkan terkait status seorang wanita sebagai ibu tunggal. Status yang akhirnya menjadi beban bagi seorang wanita yang sudah terlanjur terikat dalam pernikahan. Keadaan ini jugalah yang memicu banyak perempuan yang bertahan dalam pernikahan menyakitkan hanya karena khawatir untuk menyandang status sebagai ibu tunggal.

Hak-hak seorang perempuan adalah sama dengan hak-haknya ibu tunggal. Yaitu hak-hak yang mengacu pada sesuatu yang secara khusus fokus pada kepastian mendapatkan perlakuan yang sama, kesempatan yang sama dan perlindungan yang sama kapan dan dimanapun berada.

Adapun hak-hak perempan yang diharapkan diterima oleh para Ibu Tunggal meliputi:

  • Bebas dari image jelek yang sudah terlanjur melekat di masyarakat.
  • Bantuan hukum untuk ibu tunggal yang sedang berjuang mempertahankan hak-haknya.
  • Support bagi ibu tunggal dengan status ekonomi lemah untuk bisa hidup lebih layak.
  • Kemudahan dalam mendapatkan pendidikan yang layak anak-anak dari seorang ibu tunggal dengan ekonomi lemah.
  • Kemudahan akses kesehatan bagi keluarga ibu tunggal dengan status ekonomi lemah.
  • Jalur khusus dalam mendapatkan pekerjaan yang layak untuk ibu tunggal yang memiliki skill.
  • Adanya payung hukum bagi ibu tunggal yang kerap dapat perundungan dalam bentuk apapun.
  • Mendapatkan perlakuan yang baik, kenyamanan dan keamanan kapan dan dimanapun berada.
  • Mendapatkan kesempatan lebih besar dalam berkarya, berkarir untuk upaya lainnya kearah mandiri dan berdaya.

Ibu Tunggal dalam Merayakan masa lalu, Merencanakan masa depan.

Sebagai manusia biasa, adalah wajar kala kita merindukan masa lalu. Tidak jarang memori buruk membuat kita berpikir untuk bisa kembali ke masa itu dan melakukan sesuatu dengan cara berbeda atau bahkan berharap bisa membatalkan momen yang bikin kita menyesal. Sayangnya, seberapa besar keinginan dan usaha kita itu tidak akan pernah bisa membawa kita ke masa lalu. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengambil pelajaran dan terus bergerak maju.

49 tahun perayaan hari perempuan, diperingati bukan hanya menjadi momen untuk merayakan kemajuan perempuan, tapi juga untuk merenung dan mengevaluasi perjalanan panjang dan berliku yang telah dilalui. Melalui perayaan hari perempuan internasional, mengajak para single mom untuk selalu bersyukur atas kemajuan perempuan-perempuan tunggal yang semakin percaya diri, mandiri, berdikari, berdaya dan selalu optimis.

Single mom yang berada dalam komunitas positif Single Moms Indonesia dengan semangat woman support woman, kita bisa bergandengan dan memperkuat diri untuk menunjukkan bahwa single mom hanyalah sebuah status belaka. Pada kenyataannya, single mom adalah wanita kuat yang bisa mengambil alih kewajiban untuk menjadi pilar bagi generasi penerus. Kita adalah manusia-manusia pilihan sebab tidak semua orang mampu memikulnya.

Ke depannya, kita berharap semoga ada hak-hak khusus yang dikeluarkan secara resmi oleh badan hukum resmi melalui sebuah undang-undang hukum yang diperuntukkan bagi seluruh single mom di Indonesia pada khususnya. Hukum untuk melindungi dan membela para ibu tunggal yang betul-betul berjuang demi keluarga juga hak-hak untuk mendapatkan keadilan dalam strata kehidupan sosial.

Semangat mamos 🙂

 

Editor & Ilustrator: Ans

Tentang Penulis

Tri Suci
TRI SUCI AGUS SUSANTI

Seorang single mom dengan dua anak yang beranjak remaja. Menjadi karyawan yang siap dimutasi membuat kami terpisah jarak. Rindu yang sesungguhnya adalah pada orang-orang terkasih itu yang hanya bisa berbalas dengan doa satu sama lain. Single mom penyuka alam, lebih memilih jalan ke gunung daripada pantai, tapi akan memilih pantai daripada mall. Lebih suka makanan tradisional tapi akan pilih spageti daripada daging.

Penyuka warna monokrom, hitam dan putih tambah sentuhan abu-abu. Selain berpetualang ke alam, menulis adalah salah satu bentuk terapiku dalam menuangkan segala rasa. Terkadang aku melakukan keduanya secara bersamaan. Mimpiku saat ini adalah berkumpul bersama anak-anak dan melakukan segala keseruan itu bersama-sama. FB: Tri Suci Agus Susanti IG: trisuci.as Twitter: @uchidancaca Tiktok: @trisucias

Spread the love

1 thought on “Harapan Ibu Tunggal di Hari Perempuan Internasional

  1. Pingback: Pentingnya Pendidikan bagi Wanita di Tengah Budaya Patriaki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *