Menjadi bagian dari Campaign Cinta Bunda Sempurna, Single Moms Indonesia (SMI) ingin menyebarkan pesan kepada bunda tunggal di seluruh Indonesia agar tidak menjadikan keterbatasan sebagai halangan untuk bangkit dan berdaya.
“Kita membutuhkan ibu tunggal yang bangkit, untuk mendidik anak-anak yang akan jadi penerus bangsa.” – Maureen Hitipeuw, Founder Single Moms Indonesia
Dalam menjalani peran sebagai seorang ibu tunggal, seringkali kita merasa gagal memberikan yang terbaik bagi anak tercinta. Campaign #CintaBundaSempurna dari Nestle Dancow FortiGro mengingatkan para Bunda bahwa meskipun setiap bunda unik adanya, cinta mereka ke anak selalu sempurna. Pada 25 Agustus 2022 kemarin, SMI yang diwakili oleh Maureen Hitipeuw hadir di Media Gathering Kampanye Cinta Bunda Sempurna bersama Sunfintri Rahayu ( Corporate Affairs Director, PT Nestlé Indonesia), Titi Eko Rahayu, SE, MAP (Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Angkie Yudistia (Bunda Inspiratif), dan Putu Andani M.Psi ( Psikolog & Co-Founder Tiga Generasi). Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi SMI untuk dapat berbagi cerita dan kisah tentang perjuangan bunda tunggal dalam memberikan cinta yang sempurna bagi anak-anak Indonesia.
Acara yang diadakan di Jakarta Selatan ini dibuka dengan kata sambutan oleh Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Banyak cerita dari setiap Bunda yang hadir. Angkie misalnya yang dengan keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas tuna rungu berbagi kekhawatirannya sebagai seorang ibu, yang tidak bisa mendengar ketika anaknya menangis dan kendala berkomunikasi dengan keluarga. Apalagi sekarang, mengemban jabatan sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, waktu untuk keluarga otomatis berkurang. Namun itu tidak mengurangi cintanya sebagai seorang bunda.
Menurut Ibu Fifin, panggilan akrab Sunfintri Rahayu, kampanye Dancow FortiGro kali ini istimewa karena “mengingatkan kepada seluruh Bunda di seluruh dunia, termasuk saya sendiri, bahwa saya ini sempurna. There’s no such thing as stereotypes, semua ibu, despite the differences, cinta kita ke anak ini sempurna.”
Untuk menyampaikan pesan ini, Dancow FortiGro merangkul berbagai pihak termasuk komunitas Single Moms Indonesia dan tim psikolog dari Tiga Generasi.
Hadir di acara yang sama, Psikolog Putu Andani, yang juga adalah Co-founder Tiga Generasi, menyatakan bahwa perasaan gagal memberikan yang terbaik ini muncul karena kita sebagai bunda cenderung menginternalisasi semua tuntutan yang ada. Padahal yang sebenarnya kita perlukan adalah rasa cukup, “Cukup itu cukup untuk anak dan cukup untuk ibunya.”
Begitu juga dengan para single moms atau bunda tunggal. Menurut Maureen masalah yang dihadapi ibu tunggal sebenarnya mirip dengan ibu pada umumnya yang misalnya merasa bersalah setelah memarahi anak. Yang membedakan tentunya adalah tingkat stress karena Seringkali harus merangkap peran ibu dan ayah dalam membesarkan anak-anaknya. Belum lagi menghadapi stigma negatif di luar sana.
Karena itu, seorang bunda tunggal harus kuat. Caranya? Ya dengan menyadari bahwa cintanya selalu sempurna bagi anak-anaknya.
Ibu tunggal satu anak berusia 16 tahun. Senang menulis, ngeblog dan jalan-jalan sama anak di waktu senggang lalu posting dengan hastag #datewithdudu. Bergabung dengan SMI di bagian Learning & Development. Follow di instagram: @datewithdudu