Menurut Mbak Safitri, bucin bukanlah hal yang salah. Namun paling utama bagi seorang wanita adalah bucin dengan diri sendiri terlebih dahulu. Dengan mencintai diri sendiri, memenuhi diri sendiri dengan cinta, maka kita akan siap untuk mencintai yang lainnya. Ini salah satu bentuk self love yang sangat penting untuk seorang single mom.
“Orang paling layak menerima kebaikan dari kita adalah diri kita sendiri. Ibarat bejana atau teko, hanya bisa membagikan ke yang lain kalau memang ada isinya. Alangkah lebih baik lagi kalau isinya penuh. Alasan lain juga karena diri kita merupakan teman paling setia untuk kita di dunia ini. Siapa pun orang luar dari diri kita, akan ada saja kemungkinan dia untuk pergi. Sampai kita tersadar bahwa yang tersisa akhirnya hanya diri kita. Ini bukan berarti egois ya, justru kalau kita menerima kebaikan dari diri sendiri, perkara menyayangi orang lain bukanlah hal yang sulit.”
Cerita Bucin Dengan Diri Sendiri ala Safitri
Pemilik ibulajangpetualang.com ini memutuskan bercerai dan jauh dari anak, inilah hal terberat yang pernah dilewati oleh Mbak Safitri Saraswati. Beliau adalah salah satu Big Sister dalam program Sisterhood Mentorship di komunitas Single Moms Indonesia.
Mbak Safitri memutuskan untuk berpisah dengan mantan suami sepuluh tahun yang lalu. Perpisahan yang tentunya tidak mudah dan semakin banyak tantangan karena beliau tinggal di Bali. Seperti yang diketahui banyak orang, Bali adalah wilayah yang sangat menjunjung tinggi adat, budaya dan tradisi. Perceraian bukanlah hal yang mudah diterima di Bali.
Perceraiannya justru menjadi sebuah titik balik bagi Mbak Safitri untuk menemukan view baru. Untuk memahami banyak hal yang selama ini dia yakini sebagai sesuatu yang salah.
“Ternyata hal yang paling utama untuk dimiliki seseorang sebelum memutuskan untuk menikah adalah kesiapan. Bukan hanya siap secara fisik tapi juga mental. Saya harus mengakui bahwa pernikahan saya pada awalnya karena bucin. Ya maklumlah masih usia muda. Jadi perpisahan ini bukan hanya kesalahan mantan suami, tapi ada peran saya juga di situ,” begitu ujarnya.
“Saya sampai pada satu titik terendah setelah perpisahan itu, namun setelahnya itu justru seperti titik balik untuk membuat saya bangkit. Saya belajar mencintai diri saya sendiri dan berdamai dengan masalah yang ada,” tambahnya.
Kalau kita bisa cinta pada diri kita sendiri, maka banyak hal yang akan terjadi:
- Kita akan membawa diri untuk bertumbuh dan berusaha memperbaiki diri.
- Pikiran lebih tenang dan bisa berfokus pada solusi, bukan hanya sibuk memikirkan masalah.
- Bisa lebih bersabar dalam menghadapi banyak hal. Termasuk mendengar perkataan miring yang berpotensi merusak mental.
- Bisa berdamai dengan orang-orang di sekitar kita. Teman, keluarga, tetangga, mantan suami. Sehingga hubungan dengan semua orang semakin baik, komunikasi semakin baik dan banyak jalan kebaikan terbuka.
“Kita tidak bisa mengendalikan orang lain untuk diam dan tidak berkomentar. Tapi, dengan pertumbuhan dalam diri kita maka secara otomatis akan membungkam mereka yang berkomentar tidak baik. Bagaimana kita bersikap, begitu pula orang akan menanggapi dengan sikap yang sama. Kalau kita teriak ketika berbicara dengan mantan suami, ya jangan berharap mantan suami akan bersikap baik. Ketika saya sudah berdamai dengan diri sendiri, menyadari keadaan dan melunak, akhirnya komunikasi saya dengan mantan suami pun berjalan baik. Sekarang justru anak tinggal di rumah saya.” begitu imbuhnya.
Mbak Safitri juga mengatakan bahwa hal yang paling ‘darurat’ setelah perceraian adalah berhenti memupuk luka. Hal ini penting untuk berdamai dengan mantan suami karena dalam kasus perceraiannya, anak Mbak Safitri secara adat harus ikut mantan suami. Sehingga beliau mau tidak mau harus sering berkomunikasi dengan mantan suami untuk bisa tetap terhubung dengan anak.
Sebagai penutup, Mbak Safitri menggaris bawahi satu hal sebagai pesan bagi para wanita yang berperan sebagai single mom.
“Seorang single mom harus tegak dulu sebagai individu. Berani membangun diri sendiri, mencintai diri sendiri dan menjalani sebagai the new me. Setelah itu barulah dia bisa menguatkan anak-anaknya.”
Mbak Safitri juga sudah menerbitkan sebuah buku tentang proses pulih dan bertumbuh. Karya beliau tersedia dalam bentuk ebook di platform Karyakarsa. Beliau juga aktiv sebagai pengelola program Me and Your View. Program yang diprakarsai oleh Expertise SMI Mbak Siti Meiyana. Bersama Mbak Veranty juga dua orang member SMI yang tinggal di USA Mbak Veronica Hartati dan Mbak Agnes Dione.
Jika Mamos ingin berbagi cerita, perlu dukungan moril, komunitas Single Mom Indonesia mempunyai program SMI Sisterhood/Mentorship. Di dalamnya kita punya Big Sister yang bisa membantu Mamos berprogres dan berproses sesuai dengan pengalamannya masing-masing. Semua tersedia di feature grup facebook komunitas single moms indonesia.
Sharing dari Mbak Safitri bisa menjadi insight luar biasa di hari penuh cinta. Single Mom adalah wanita yang selalu bertumbuh dengan segala pengalaman masa lalunya.
Afriana Setiawan.
Menjadi ibu tunggal selama lebih dari empat belas tahun. Ibu dari seorang putri berusia tiga belas tahun. Seorang novelist yang telah melahirkan banyak novel di online platform dan juga novel cetak (bisa lihat do profile fb : Ans Afriana). Menulis adalah bagian dari hasrat terbesar dalam dirinya. Ketika apa yang dilihat dan dipikirkan bisa disampaikan pada orang lain dengan rangkaian kata. Salah satu caranya adalah dengan menjadi kontributor konten di grup dan blog SMI.